HANUM, PARIDA (2025) MAKNA SIMBOLIK KEMBAR MAYANG DALAM TEMU MANTEN PADA PROSESI PERKAWINAN PADA ETNIS JAWA DI DESA TANGKAHAN DURIAN (Studi Etnografi). S1 thesis, Universitas Malikussaleh.
|
Text
COVER.pdf Download (191kB) |
|
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (11kB) |
|
|
Text
BAB I.pdf Download (143kB) |
|
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (423kB) |
|
|
Text
FULL TEXT.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Abstract
ABSTRAK Penelitian ini mengkaji makna simbolik Kembar Mayang pada pesta perkawinan dalam etnis Jawa di desa Tangkahan Durian. Teori yang digunakan yaitu teori etnografi komunikasi. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan makna simbolik Kembar Mayang pada pesta perkawinan dalam etnis Jawa di desa Tangkahan Durian yaitu makna bahan dan bentuk kembar mayang. Makna bahan yaitu daun puring memberikan makna menumbuhkan kesabaran dan mengendali amarah pada pasangan suami istri saat menghadapi masalah; kembang mayang bermakna mempersatukan pasangan dan dapat mengambil keputusan secara bersama; daun andong bermakna menumbuhkan rasa cinta dan senang demi terciptanya keluarga sakinah, mawadah, warahmah; Janur bermakna agar diberikan cahaya kebahagiaan, keindahan dan kemegahan bagi pasangan yang menikah, dan pencerahan pada pasangan tersebut untuk ikhlas menerima satu sama lain; Daun beringin memberi makna mengayomi, melindungi, dan memberikan kedamaian bagi anggota keluarganya; Pohon pisang/debog memberikan makna kerukunan, rendah diri, bersikap tenang dan percaya diri. Makna bentuk kembar mayang yaitu pecutpecutan bermakna memberikan semangat dan motivasi mencapai kesuksesan, optimis dan rajin bekerja untuk sukses; kitiran bermakna memberikan kebahagiaan, kesabaran, dan bersyukur dalam menjalani hidup seperti roda berputar yang kadang bahagia dan dihadapkan pada cobaan dan rintangan; payung-payungan bermakna suami istri dalam berumah tangga harus saling mengayomi dan melindungi satu sama lain; keris-kerisan bermakna suami istri dalam berumah tangga harus selalu waspada, mawas diri, dapat menjaga keluarganya dan berpikiran tajam dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi; manuk-manukan memiliki makna kesetiaannya pada pasangannya dan senantiasa menjaga kerukunan dalam rumah tangga; Candi bermakna rumah tangga yang dibangun memiliki pondasi yang kuat dan kokoh dan tahan lama seperti halnya candi; uler-uleran bermakna ketekunan, sabar dan pelan-pelan dalam mencari nafkah. Kata Kunci: Makna Simbolik, Kembar Mayang, Perkawinan, Masyarakat, Suku Jawa di Desa Tangkahan Durian, Langkat
| Item Type: | Thesis (S1) |
|---|---|
| Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GT Manners and customs H Social Sciences > HQ The family. Marriage. Woman |
| Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > 70201 - Jurusan Ilmu Komunikasi |
| Depositing User: | PARIDA HANUM |
| Date Deposited: | 04 Jul 2025 03:38 |
| Last Modified: | 04 Jul 2025 03:38 |
| URI: | https://rama.unimal.ac.id/id/eprint/12333 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |




