Lutfhan, Teuku Muhammad (2024) PELAKSANAAN PUTUSAN TENTANG PEMBERIAN NAFKAH DAN HAK ASUH ANAK SETELAH PERCERAIAN (STUDI PENELITIAN DI MAHKAMAH SYA’IYAH IDI). S2 thesis, Universitas Malikussaleh.
Text
COVER DONE LUTHFAN.pdf Download (145kB) |
|
Text
TML-RINGKASAN TESIS 14 JUNI 2024.pdf Download (574kB) |
|
Text
REVISI TESIS 14 JUNI 24-1-19.pdf Download (422kB) |
|
Text
REVISI TESIS 14 JUNI 24-100-103.pdf Download (316kB) |
|
Text
TesisLutfanFull.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Hukum Acara Perdata mengatur tentang bagaimana caranya mengajukan tuntutan hak, memeriksa, memutuskan, dan melaksanakan eksekusi. Orang tua berkewajiban memelihara dan mendidik anak sebaik-baiknya sampai anak itu dewasa atau sudah menikah, dan kewajiban itu berlaku terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus. Karena kasih sayang orang tua terhadap anak tidak boleh diputus ataupun dihalang-halangi. Rumusan masalah dalam penulisan tesis yaitu: pelaksanaan putusan pengadilan tentang pemberian nafkah dan hak asuh anak setelah perceraian, hambatan dan upaya serta penyelesaian terhadap pemberian nafkah hak asuh anak setelah perceraian. Metode penelitian tesis ini menggunakan metode penelitian yuridis empiris yaitu data yang didapat langsung dari informan sebagai sumber pertama dengan melalui kegiatan penelitian lapangan dengan menggunakan teknik wawancara. Hasil penelitian bahwa pelaksanaan putusan pengadilan tentang pemberian nafkah dan hak asuh anak setelah perceraian merupakan realisasi kewajiban pihak suami/ayah sesuai dengan ketentuan Pasal 41 huruf c Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Hambatan dan upaya penyelesaian terhadap pemberian nafkah dan hak asuh anak setelah perceraian tidak dipatuhinya isi putusan Mahkamah Syar’iyah Idi oleh orang tua laki-laki (ayah) dalam membiayai nafkah anak menjadi kendala dengan rendahnya tingkat perekonomian dimana orang tua laki-laki (ayah) yang tidak mempunyai pekerjaan tetap dengan penghasilan yang kecil. Disarankan kepada pihak Mahkamah Syar’iyah Idi mengenai biaya nafkah anak setelah terjadinya perceraian harus tetap dapat terjamin karena masa depan anak masih sangat panjang. Disarankan kepada pihak Mahkamah Syar’iyah Idi harus menjelaskan faktor yang membuat orang tua (ayah) tidak memenuhi biaya nafkah anak pasca perceraian, karena ayah tetap wajib menafkahi anaknya, terlepas dengan alasan kurang mampu atau tidak.
Item Type: | Thesis (S2) |
---|---|
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | Pascasarjana > 74101 - Magister Hukum |
Depositing User: | Muhammad lutfhan lutfhan |
Date Deposited: | 16 Oct 2024 03:27 |
Last Modified: | 16 Oct 2024 03:27 |
URI: | https://rama.unimal.ac.id/id/eprint/6872 |
Actions (login required)
View Item |