Adri, Adri (2024) Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Terhadap Pengobatan Demam Tifoid Pada Anak Di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia Aceh Utara 2022. S1 thesis, Universitas Malikussaleh.
Text
ADRI_200610001_Cover.pdf Download (251kB) |
|
Text
ADRI_200610001_Abstrak.pdf Download (205kB) |
|
Text
ADRI_200610001_Bab I.pdf Download (214kB) |
|
Text
ADRI_200610001_Daftar Pustaka.pdf Download (425kB) |
|
Text
ADRI_200610001_Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Terhadap Pengobatan Demam Tifoid Pada Anak Di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia Aceh Utara 2022.pdf Download (2MB) |
Abstract
Demam tifoid adalah penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotik merupakan obat yang digunakan untuk infeksi bakteri, sehingga penggunaan antibiotik yang rasional sangat di perhatikan pada pengobatan demam tifoid. Dengan adanya penilaian mengenai rasionalitas pada penggunaan antibiotik terhadap pasien demam tifoid anak, hal ini akan menunjang efektivitas baik dari segi biaya, efek samping ataupun toksisitas dan tentunya mencegah terjadinya resistensi terhadap penggunaan antibiotik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai rasionalitas terhadap penggunaan antibiotik pada pasien demam tifoid anak di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia Aceh Utara dengan menggunakan metode Gyssens berdasarkan guideline IDAI dan Kemenkes. Penelitian ini bersifat deskriptif. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling dan dengan metode time limited sampling. Hasil didapatkan seftriakson sebagai antibiotik yang paling sering diberikan, diikuti dengan sefiksim, dan kuinolon. Untuk rasionalitas terdapat seftriakson yang tergolong kategori 0 yaitu antibiotik digunakan secara tepat dan bijak sebanyak 4,4%, Kategori II A pada seftriakson dan sefiksim yaitu penggunaan antibiotik tidak tepat pada dosis pemberian sebanyak 17,5%, kategori II B pada seftriakson yaitu penggunaan tidak tepat pada interval penggunaan sebanyak 0,6%, kategori III B pada seftriakson dan sefiksim yaitu pemberian pada interval waktu terlalu singkat sebanyak 51,2%, kategori IV B pada kuinolon karena terdapat antibiotik lain yang efek sampingnya lebih minimal sebanyak 6,9%, kategori VI karena ketidak sediaan data rekam medik yang lengkap sebanyak 19,4%. Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan antibiotik yang paling sering diberikan adalah seftriakson, sedangkan tingkat rasionalitas masih banyak yang tergolong irasional. Kata kunci : Rasional, irasional, efektivitas, toksisitas, metode gyssens
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Fakultas Kedokteran > 11201 - Program Studi Pendidikan Dokter |
Depositing User: | ADRI ADRI |
Date Deposited: | 06 Feb 2024 07:36 |
Last Modified: | 06 Feb 2024 07:36 |
URI: | https://rama.unimal.ac.id/id/eprint/464 |
Actions (login required)
View Item |