YUSRA, ASSHA IKHWANI (0024) EKSISTENSI TIGA SANGGAR SENI TRADISI SANGGAR KOTA LHOKSEUMAWE DALAM MENGEMBANGKAN TARI TAREK PUKAT (Analisis Antropologi Seni). S1 thesis, Universitas Malikussaleh.
Text
COVER.pdf Download (292kB) |
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (210kB) |
|
Text
BAB 1.pdf Download (278kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (211kB) |
|
Text
SKRIPSI ASSHA IKHWANI YUSRA.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
Abstract
ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Eksistensi Tiga Sanggar Seni Tradisi Kota Lhokseumawe dalam Mengembangkan Tari Tarek Pukat (Analisis Antropologi Seni)”. Tari Tarek Pukat merupakan salah satu dari bentuk kesenian yang merupakan wujud kebudayaan hasil olah pikir, ide ataupun gagasan masyarakat pesisir Aceh. Tarek Pukat sebagai gambaran aktivitas masyarakat pesisir yang memiliki rasa keindahan (estetika) yang ditimbulkan dari gerak, syair dan musik. Setiap komponen tari Tarek Pukat ini menggunakan level-level seperti sedang rendah dan tinggi dan mimik Syeh yang melantunkan syairnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan eksistensi tiga sanggar seni serta mendeskripsikan faktor pendorong dan penghambat pada tiga sanggar seni tradisi Kota Lhokseumawe dalam mengembangkan tari Tarek Pukat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan Antropologi Seni. Selain itu, teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dalam pengumpulan data penelitian juga menggunakan teknik dokumentasi, studi literatur, serta wawancara secara mendalam dengan informan yang dinilai berkaitan dan berkepentingan dengan tema penelitian yang penulis lakukan. Adapun hasil penelitian ini yaitu, Tari Tarek pukat merupakan tarian tradisional yang bercerita kehidupan para nelayan. Dalam perkembangannya saat ini, tari Tarek Pukat kreasi sudah sering dibawakan langsung oleh Sanggar Pocut Meurah Insen Kota Lhokseumawe, Sanggar Meurah Silu Universitas Malikussaleh, dan Sanggar Seni KBMPNL Kota Lhokseumawe dan beberapa sanggar lainnya. Ketiga sanggar tersebut masih eksis dalam menjaga kelestarian tarian tradisional Aceh di Kota Lhokseumawe. Selanjutnya, untuk tetap menjaga eksistensi tari Tarek Pukat Para penggiat seni sering malakukan kreativitas baru yang mengikuti arus zaman sekarang. Berbagai kreasi gerakan tersebut dilakukan secara kompak mengikuti irama lagu dan musik pengiring musik dimana dari segi gerak menari dengan posisi duduk sambil menepuk dada dan paha, dilanjutkan dengan saling mengaitkan tali satu sama lain berbentuk jala. Kemudian alat musik yang digunakan Rapa’I dan Serune Kale. Berbeda dengan sekarang terjadi kreasi diawal gerakan dimana terdapat improfisasi, kemudian alat musik yang digunakan Rapa’I, Serune Kale, gitar akustik, drum dan alat musik lainnya namun tetap tanpa merubah keasliannya. Adapun faktor pendukung yaitu, dukungan pemerintah pusat, pemanfaatan media sosial sebagai wahana penyebaran informasi, dan kecintaan masyarakat terhadap budaya lokal. Sedangkan faktor penghambat kesadaran masyarakat akan pelestarian budaya, kurangnya penari laki-laki, sulitnya perizinan pihak kampus, dan sulitnya gerakan tari. Kata Kunci : Eksistensi, Tiga Sanggar, dan Tari Tarek Pukat.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > 82201 - Jurusan Antropologi |
Depositing User: | Assha Ikhwani Assha ikhwani yusra |
Date Deposited: | 03 Jul 2024 05:26 |
Last Modified: | 03 Jul 2024 05:26 |
URI: | https://rama.unimal.ac.id/id/eprint/3103 |
Actions (login required)
View Item |