ADE, OSCAR (2023) PERAN MAJELIS TUHA PEUT DALAM PEMILIHAN WALI NANGGROE ACEH. S2 thesis, UNIVERSITAS MALIKUSSALEH.

[img] Text
Cover Tesis.pdf

Download (610kB)
[img] Text
ABSTRAK ADE OSCAR.pdf

Download (130kB)
[img] Text
BAB I Tesis.pdf

Download (608kB)
[img] Text
Daftar Pustaka Tesis.pdf

Download (608kB)
[img] Text
TESIS ADE OSCAR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (609kB)

Abstract

Penempatan Wali Nanggroe sebagai pemersatu masyarakat Aceh melalui pendekatan adat ini tampak sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam MoU Helsinki yang kemudian dispesifikkan pengaturannya dalam Undang-undang Pemerintahan Aceh terkait dengan kewenangan Wali Nanggroe. Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2012 tentang Lembaga Wali Nanggroe memberikan legalitas yang besar terhadap tugas majelis tuha peut dari dalam pemilihan Wali Nanggroe. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan fungsi Majelis Tuha Peut Wali Nanggroe dalam pemilihan Wali Nanggroe Aceh dan pemilihan Wali Nanggroe Aceh yang dilakukan oleh Majelis Tuha Peut. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, dengan pendekatan penelitian yuridis historis, dengan sifat penelitian perspektif analisis terkait tentang Peran Majelis Tuha Peut Wali Nanggroe dalam pemilihan Wali Nanggroe. Berdasarkan hasil penelitian, Majelis Tuha Peut dalam pemilihan Wali Nanggroe belum melaksanakan fungsinya, dimana Malik Mahmud Al-Haythar ditetapkan menjadi Wali Nanggroe periode ke-2 yakni dengan masa waktu antara 2018-2023 oleh Majelis Tinggi Lembaga Wali Nanggroe, yakni Majelis Tuha Peut, Tuha Lapan, dan Majelis Fatwa pada 7 Desember 2018, dengan mengacu pada Pasal 70 ayat (2) Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2012 tentang lembaga Wali Nanggroe, meskipun tidak diusulkan oleh Komisi Pemilihan Wali Nanggroe. Pemilihan Wali Nanggroe yang dilaksanakan oleh Majelis Tuha Peut, Periode 2018-2023 tidak melalui proses pemilihan sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 70 ayat (2) Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2012 tentang lembaga Wali Nanggroe. Akan tetapi dilakukan secara musyawarah mufakat oleh Majelis Tuha Peut, Tuha Lapan, dan Majelis Fatwa dengan tidak melibatkan ulama. Penetapan Malik Mahmud Al-Haythar sebagai Wali Nanggroe sebagai bentuk penghargaan atas peristiwa keberhasilan penandatanganan MoU Helsinki atau GAM dan RI untuk menciptakan perdamaian berkesinambungan Diharapkan kepada Tuha Peut Wali Nanggroe sebagaimana yang diamanatkan dalam Qanun perlu dibentuk Komisi Pemilihan untuk menentukan calon Wali Nanggroe periode berikutnya, dengan menyelesaikan Reusam Wali Nanggroe terkait mekanisme pemilihan dan melakukan pemilihan Wali Nanggroe kembali sesuai dengan Qanun yang berlaku. Diharapkan kepada Pemerintah Aceh untuk mengrevisi kembali Qanun Aceh tentang Lembaga Wali Nanggroe khususnya pada pasal-pasal mekanisme pemilihan Wali Nanggroe. Kata Kunci: Peran Majelis Tuha Peut, dan Pemilihan Wali Nanggroe

Item Type: Thesis (S2)
Subjects: K Law > KZ Law of Nations
Divisions: Pascasarjana > 74101 - Magister Hukum
Depositing User: ADE OSCAR
Date Deposited: 30 Apr 2024 02:38
Last Modified: 30 Apr 2024 02:38
URI: https://rama.unimal.ac.id/id/eprint/2103

Actions (login required)

View Item View Item

Latest Collections

Top Downloaded Items

Top Authors

This repository has been indexed by