Jamil, Rafinda (2025) STRUKTUR SOSIAL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT MARITIM DI PUSONG LAMA (Studi Antropologi di Gampong Pusong Lama Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe). S1 thesis, Universitas Malikussaleh.

	Text Rafinda_Jamil_180230025_Cover.pdf Download (187kB)
	Text Rafinda_Jamil_180230025_Abstrak.pdf Download (358kB)
	Text Rafinda_Jamil_180230025_BAB_1.pdf Download (284kB)
	Text Rafinda_Jamil_180230025_Daftar_Pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (490kB) | Request a copy
	Text Rafinda_Jamil_180230025_STRUKTUR_SOSIAL_DALAM_KEHIDUPAN_MASYARAKAT_MARITIM_DI_PUSONG_LAMA_Studi_Antropologi_di_Gampong_Pusong_Lama_Kecamatan_Banda_Sakti_Kota_Lhokseumawe.pdf Download (4MB)

Abstract

ABSTRAK Indonesia merupakan negara maritim karena banyaknya luas wilayah yang dimiliki dan mengelilinginya. Dengan luasnya lautan Indonesia, maka sebagian besar mata pencaharian penduduknya bergantung pada hasil sumber daya lautan. Salah satu provinsi yang dikelilingi oleh luas wilayah yaitu Aceh. Masyarakat di Provinsi Aceh sangat sebagian bersar bergantung pada laut sehingga menghasilkan pola dan struktur sosialnya tersendiri. Penelitian ini membahas struktur sosial dalam kehidupan masyarakat maritim di Gampong Pusong Lama, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan. Sebagai bagian dari masyarakat pesisir, komunitas ini membentuk sistem sosial yang khas dan kompleks, dipengaruhi oleh tradisi turun-temurun serta hubungan kerja berbasis adat dan kepercayaan lokal. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami bentuk struktur sosial dan pola hubungan kerja yang berlangsung di antara berbagai aktor sosial dalam masyarakat maritim tersebut. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif melalui teknik observasi partisipatif, wawancara mendalam, serta studi dokumentasi terhadap tokoh-tokoh penting seperti Panglima Laot, Toke Boat, Pawang, Aneuk Boat, dan lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Pusong Lama memiliki hierarki sosial yang jelas, dibentuk oleh peran, status, serta akses terhadap alat produksi seperti kapal dan modal. Hubungan kerja antara aktor-aktor ini bersifat patron-klien, di mana pemilik modal berperan sebagai patron bagi nelayan atau buruh nelayan. Sistem sosial yang terbentuk juga diwarnai oleh nilai-nilai solidaritas, gotong royong, dan ketergantungan fungsional. Meskipun terdapat tantangan seperti rendahnya tingkat pendidikan dan terbatasnya infrastruktur, masyarakat tetap mempertahankan struktur sosial ini sebagai bentuk adaptasi terhadap kondisi geografis dan ekonomi setempat. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memahami dinamika sosial masyarakat maritim serta relevansinya dalam pengembangan kebijakan berbasis kearifan lokal. Kata Kunci: Struktur Sosial, Nelayan, Maritim, Hubungan Kerja, Gampong Pusong Lama   ABSTRACT Indonesia is a maritime country because of the many oceans that it owns and surrounds it. With the vastness of Indonesia's oceans, most of the livelihood of its population depends on the results of marine resources. One of the provinces surrounded by the ocean is Aceh. The people in Aceh Province are very much dependent on the sea so that it produces its own social patterns and structures. This study discusses the social structure in the life of the maritime community in Gampong Pusong Lama, Banda Sakti District, Lhokseumawe City, where the majority of the population makes a living as fishermen. As part of coastal communities, these communities form a distinctive and complex social system, influenced by hereditary traditions and work relationships based on local customs and beliefs. The purpose of this research is to understand the forms of social structures and patterns of employment relationships that take place among various social actors in the maritime society. The research was conducted with a descriptive qualitative approach through participatory observation techniques, indepth interviews, and documentation studies on important figures such as Panglima Laot, Toke Boat, Pahandler, Aneuk Boat, and others. The results of the study show that the Pusong Lama people have a clear social hierarchy, shaped by roles, status, and access to means of production such as ships and capital. The working relationship between these actors is patron-Abstrakclient, where the capital owner plays the role of a patron for fishermen or fishermen. The social system that is formed is also colored by the values of solidarity, mutual cooperation, and functional dependence. Despite challenges such as low levels of education and limited infrastructure, communities still maintain this social structure as a form of adaptation to local geographical and economic conditions. This research makes an important contribution to understanding the social dynamics of maritime communities and their relevance in the development of policies based on local wisdom Keywords: Social Structure, Fishermen, Maritime, Employment Relations, Gampong Pusong Lama

Item Type:	Thesis (S1)
Subjects:	G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology H Social Sciences > H Social Sciences (General) H Social Sciences > HT Communities. Classes. Races H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare
Divisions:	Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > 82201 - Jurusan Antropologi
Depositing User:	Rafinda Jamil
Date Deposited:	13 Nov 2025 03:20
Last Modified:	13 Nov 2025 05:36
URI:	https://rama.unimal.ac.id/id/eprint/16669

Actions (login required)

View Item