BR SAGALA, NURUL FADILAH (2025) PENYELESAIAN WANPRESTASI YANG DILAKUKAN OLEH PIHAK PEMBELI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI SEPEDA MOTOR BEKAS (Showroom Rakan Motor Cunda Kota Lhokseumawe). S1 thesis, Universitas Malikussaleh.
|
Text
COVER NURULL.pdf Download (209kB) |
|
|
Text
ABSTRAK NURULL.pdf Download (302kB) |
|
|
Text
BAB 1 NURULL.pdf Download (449kB) |
|
|
Text
DAPUS NURULL.pdf Download (317kB) |
|
|
Text
SKRIPSI NURUL FADILAH BR SAGALA.pdf Restricted to Registered users only Download (28MB) |
Abstract
Permasalahan wanprestasi dalam transaksi jual beli merupakan isu yang kerap muncul dalam praktik hukum perdata. Dalam transaksi jual beli sepeda motor bekas di Showroom Rakan Motor Cunda Kota Lhokseumawe, wanprestasi sering terjadi akibat ketidakpatuhan pembeli terhadap kewajiban, antara lain keterlambatan pembayaran, pembatalan sepihak, dan pengingkaran terhadap kesepakatan yang hanya dituangkan dalam kwitansi tanpa materai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya wanprestasi serta menganalisis bentuk penyelesaian yang ditempuh dalam transaksi jual beli sepeda motor bekas di showroom tersebut. Metode yang digunakan adalah yuridis empiris dengan pendekatan yuridis sosiologis. Data diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan pemilik serta karyawan showroom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanprestasi umumnya diakibatkan oleh lemahnya perjanjian dalam transaksi, khususnya karena tidak adanya perjanjian tertulis bermaterai dan ketiadaan sanksi yang tegas. Transaksi hanya didasarkan pada kwitansi dan kepercayaan, dengan jaminan berupa penahanan dokumen kendaraan (BPKB dan STNK) hingga pelunasan. Penyelesaian wanprestasi dilakukan melalui dua cara. Pertama, dari pihak pembeli yang masih memiliki itikad baik, penyelesaian dilakukan melalui musyawarah dengan memberikan tenggang waktu tambahan untuk melunasi kewajiban. Kedua, bagi pembeli yang tetap ingkar atau menghindari komunikasi, pihak showroom pada umumnya membatalkan transaksi dan menarik kembali kendaraan, meski kesepakatan ini sering hanya disampaikan secara lisan setelah pemanggilan berulang. Oleh karena itu, disarankan agar showroom memperkuat aspek hukum dengan menggunakan perjanjian bermaterai, melakukan pencatatan yang tertib, serta mempertimbangkan penyelesaian formal melalui somasi, mediasi, atau melibatkan pihak ketiga sebagai mediator hukum.
| Item Type: | Thesis (S1) |
|---|---|
| Subjects: | K Law > K Law (General) |
| Divisions: | Fakultas Hukum > 74201 - Program Studi Ilmu Hukum |
| Depositing User: | NURUL FADILAH BR SAGALA |
| Date Deposited: | 19 Sep 2025 05:03 |
| Last Modified: | 19 Sep 2025 05:03 |
| URI: | https://rama.unimal.ac.id/id/eprint/15831 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |




