Alni, Yola Prestichia (2025) Wanprestasi Pada Perjanjian Pembayaran Uang Dalam Kegiatan Arisan Online. S1 thesis, Universitas Malikussaleh.
|
Text
Cover.pdf Download (18kB) |
|
|
Text
Abstrak.pdf Download (15kB) |
|
|
Text
BAB 1.pdf Download (280kB) |
|
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (134kB) |
|
|
Text
Full-Text.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Abstract
Perkembangan teknologi digital telah mendorong munculnya praktik arisan secara daring (online), termasuk di kalangan masyarakat Desa Paloh Lada. Arisan online menjadi alternatif kegiatan ekonomi kolektif yang menarik, namun di sisi lain memunculkan berbagai persoalan hukum ketika terjadi pelanggaran perjanjian. Dalam praktiknya, tidak jarang peserta mengalami kerugian karena uang yang seharusnya diterima tidak dibayarkan sesuai kesepakatan, yang menimbulkan wanprestasi. Wanprestasi diatur dalam Pasal 1238 dan Pasal 1243 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yang menegaskan bahwa debitur yang lalai dalam memenuhi prestasinya dapat dimintai pertanggungjawaban. Dalam konteks ini, wanprestasi merujuk pada kelalaian owner arisan online dalam memenuhi kewajibannya, yang berakibat pada kerugian peserta arisan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pelaksanaan arisan online dan penyebab terjadinya wanprestasi serta upaya ganti rugi dan faktor yang menjadi penghambat dalam upaya ganti kerugian. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis empiris dengan pendekatan yuridis sosiologis. Adapun sumber data penelitian dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data melalui wawancara untuk data primer dan kajian kepustakaan untuk data sekunder. Lokasi penelitian di Desa Paloh Lada. Hasil penelitian mengenai pelaksanaan Arisan online di Desa Paloh Lada menunjukkan bahwa pelaksanaan arisan online di Desa Paloh Lada umumnya dilakukan melalui aplikasi WhatsApp, tanpa adanya perjanjian tertulis yang sah. Bentuk wanprestasi yang ditemukan mencakup keterlambatan pembayaran, pemotongan dana, hingga kegagalan owner dalam menyerahkan uang kepada pemenang. Penyebab utama wanprestasi antara lain adalah minimnya transparansi, ketiadaan jaminan hukum, serta lemahnya pengawasan. Penyelesaian sengketa umumnya dilakukan melalui mediasi oleh aparat desa seperti keuchik dan tuha peut, dengan pendekatan kekeluargaan yang berlandaskan Qanun Gampong, Saran penulis, Penyelenggara arisan online perlu meningkatkan. transparansi dan komunikasi dengan peserta untuk memperkuat kepercayaan dan mencegah perselisihan. Owner arisan disarankan memiliki sistem pengelolaan keuangan yang lebih baik dan aman guna mengurangi kesalahan administratif, edukasi mengenai mekanisme arisan oleh tokoh masyarakat dan perangkat desa sebagai pemangku otoritas sosial di lingkungan lokal, hak dan kewajiban peserta, serta dampak wanprestasi sangat penting untuk keberlanjutan arisan, dan penyelenggara juga perlu memiliki cadangan dana untuk memastikan kelancaran pembayaran dan kewajiban pada peserta.
| Item Type: | Thesis (S1) |
|---|---|
| Subjects: | K Law > K Law (General) |
| Divisions: | Fakultas Hukum > 74201 - Program Studi Ilmu Hukum |
| Depositing User: | Yola Prestichia Alni |
| Date Deposited: | 17 Jul 2025 03:42 |
| Last Modified: | 17 Jul 2025 03:42 |
| URI: | https://rama.unimal.ac.id/id/eprint/12634 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |




