SAVINA, SAVINA (2025) PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP IBU PENGIDAP BABY BLUES SYNDROME YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN ANAK. S1 thesis, universitas malikussaleh.

[img] Text
Cover.pdf

Download (391kB)
[img] Text
abstrak.pdf

Download (590kB)
[img] Text
bab 1.pdf

Download (777kB)
[img] Text
daftar pustaka.pdf

Download (505kB)
[img] Text
SKRIPSI SAVINA.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Baby blues syndrome adalah suatu gangguan psikologis yang di alami oleh seorang ibu pasca melahirkan. Gangguan ini akan menimbulkan perubahan emosi yang tidak stabil, kecemasan berlebihan dan mudah marah bahkan hilang pengendalian diri. Dalam kondisi gangguan ini ibu dapat melakukan perbuatan pidana, salah satumya adalah tindak pidana penganiayaan terhadap anak. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pertanggungjawaban pidana terhadap ibu pengidap Baby blues syndrome yang melakukan tindak pidana penganiyaan anak dan bagaimana kemampuan bertanggungjawab serta bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap ibu pengidap Baby blues syndrome yang melakukan tindak pidana penganiayaan anak. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan dan menggunakan data sekunder. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ibu pengidap Baby blues syndrome yang melakukan tindak pidana penganiayaann terhadap anak tidak dapat dimintai pertanggungjawaban pidana, karena Baby blues syndrome masuk dalam kategori ODMK (Orang Dengan Masalah Kejiwaan), sebagaimana yang telah dijelaskan dalam pasal 44 Ayat (1) KUHP bahwa orang yang cacat jiwanya tidak dapat mempertanggungjwabakan atas tindakan nya karna tidak sehat akal nya. Perlindungan hukum terhadap pelaku tindak pidana yang mengalami masalah kejiwaan dalam konteks ibu Baby blues syndrome berdasarkan Pasal 28 D ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berisi tentang hak pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. Kendala yang dihadapi dalam memberikan perlindungan terhadap ibu ialah dari aspek hukum, medis, sosial, maupun psikologis. Keterbatasan pemahaman aparat penegak hukum terhadap isu kesehatan mental juga menjadi salah satu kendala yang di hadapi dalam memberikan perlindungan terhadap ibu. Saran dari penelitian ini, ibu dengan Baby blues syndrome yang melakukan penganiayaan terhadap anak, pertanggungjawaban nya harus mempertimbangkan kondisi psikis pelaku seperti merehabilitasi psikologis ibu agar tidak berlanjut ke hal yang lebih serius. Pemerintah juga memiliki tanggungjawab dalam menyediakan akses layanan kesehatan mental bagi ibu pasca melahirkan agar bisa mencegah terulang nya perbuatan pidana terhadap anak khusus nya yang dilakukan oleh ibu yang mengalami Baby blues syndrome

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: H Social Sciences > HQ The family. Marriage. Woman
K Law > K Law (General)
Divisions: Fakultas Hukum > 74201 - Program Studi Ilmu Hukum
Depositing User: savina savina
Date Deposited: 12 Mar 2025 05:04
Last Modified: 12 Mar 2025 05:04
URI: https://rama.unimal.ac.id/id/eprint/10758

Actions (login required)

View Item View Item

Latest Collections

Top Downloaded Items

Top Authors

This repository has been indexed by