Elawati, Rita (2024) PENYELESAIAN KASUS FARAIDH TERHADAP AHLI WARIS PENGGANTI (STUDI PENELITIAN DI DESA UTEUEN GATHOM KECAMATAN PEUSANGAN SELATAN KABUPATEN BIREUEN). S1 thesis, Universitas Malikussaleh.

[img] Text
Cover.pdf

Download (167kB)
[img] Text
Abstrak.pdf

Download (203kB)
[img] Text
Bab 1.pdf

Download (297kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (167kB)
[img] Text
Full-text.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Hukum waris Islam atau Faraidh, mengatur pembagian harta warisan bagi umat Muslim dengan ketentuan yang dianggap wajib dan mutlak. Namun, terdapat berbagai perdebatan mengenai penerapan hukum waris ini, khususnya tentang ahli waris pengganti yang tidak dijelaskan secara rinci dalam Al-Qur'an, tetapi diatur dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) Indonesia. Di Desa Uteuen Gathom, Kecamatan Peusangan Selatan, Kabupaten Bireuen, kasus ahli waris pengganti sering ditolak karena tidak ada dasar hukum yang jelas dalam Al-Qur'an atau Hadits, walaupun dalam KHI telah dijelaskan/diterapkan untuk keadilan dan kesejahteraan ahli waris. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses penyelesaian kasus faraidh terhadap ahli waris pengganti dan untuk memahami tinjauan hukum yang digunakan dalam proses pembagian warisan terhadap ahli waris pengganti yang diselesaikan di Desa Uteuen Gathom, Kecamatan Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen untuk memperoleh hasil yang adil. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis empiris atau penelitian hukum sosiologis dengan pendekatan Al-Qur’an dan KHI dan penelitian bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif dilakukan untuk mengumpulkan dan menganalis data untuk mengembangkan teori, sedangkan penelitian sosiologis atau lapangan dilakukan melalui teknik wawancara untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan hukum Islam dalam pembagian warisan di Desa Uteuen Gathom, Kabupaten Bireuen, sangat penting. Pada kasus pertama, M. Ali, yang meninggal dua tahun setelah istrinya Salamah. Pada kasus ini tidak ada ahli waris pengganti di karenakan masih ada pamannya yang menjadi penghijab bagi cucu tesebut. Secara hukum fiqih mawaris cucu yang orang tuanya lebih dahulu meninggal dari kakek/pewaris, maka cucu tersebut telah terhijab dan tidak dapat memperoleh harta warisan dari kakeknya. Pada kasus kedua, Abdullah meninggal pada tahun 2000, sebelum ayahnya Ibrahim yang meninggal pada tahun 2003. Dalam kasus ini, ada ahli waris pengganti, dan pembagian warisan dilakukan secara kekeluargaan, dengan hak waris yang sama bagi cucu maupun anak perempuan Ibrahim lainnya warisan dibagi sama rata. Kesimpulan dan Saran yang dapat diberikan adalah perlunya sosialisasi mengenai hukum kewarisan Islam kepada masyarakat untuk mencegah konflik di masa mendatang. Para ahli waris berada dalam garis kekerabatan yang sama, agar agar sama-sama dapat mewarisi walaupun berbeda derajat. Dalam penyelesaian kasus kewarisan di Desa Uteuen Gathom, tercermin pentingnya memahami dan menerapkan hukum waris secara adil sesuai dengan prinsip KHI, Al-Qur’an dan Hadist/Assunah.

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: K Law > K Law (General)
Divisions: Fakultas Hukum > 74201 - Program Studi Ilmu Hukum
Depositing User: Rita Elawati
Date Deposited: 19 Feb 2025 09:30
Last Modified: 19 Feb 2025 09:30
URI: https://rama.unimal.ac.id/id/eprint/10115

Actions (login required)

View Item View Item

Latest Collections

Top Downloaded Items

Top Authors

This repository has been indexed by